Jurnal Praktikum Kimia Organik I - 01 Analisa Kualitatif Unsur-Unsur Zat Organik dan Penentuan Kelas Kelarutan


JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
PERCOBAAN 1
”ANALISA KUALITATIF UNSUR-UNSUR ZAT ORGANIK DAN PENENTUAN KELAS KELARUTAN”





DISUSUN OLEH :
NISA APRYLINA (A1C118044)


DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020





PERCOBAAN 1

I.                   Judul : Analisa Kualitatif Unsur-Unsur Zat Organik Dan Penentuan Kelas Kelarutan

II.                Hari, tanggal : Rabu, 29-Januari-2020

III.             Tujuan : 
                   Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah :
1.      Dapat mengetahui prinsip dasar dalam analisa kualitatif dalam kimia organik
2.      Dapat mengetahui tahapan kerja analisa yang dimulai dengan unsur karbon, hydrogen, belerang, nitrogen, halogen dalam suatu senyawa organic dan penentuan kelas kelarutannya.
3.      Dapat mencoba beberapa senyawa unknown untuk dianalisa.

IV.              Landasan Teori
Analisa organic kualitatif adalah pengujian senyawa organik yang belum diketahui senyawanya(unknown). Sifat yang khas dari senyawa merupakan faktor keberhasilan ditentukannya nama senyawa yang belum diketahui tersebut. Penentuan unsur karbon, hydrogen, oksigen, halogen, belerang, dan fosfor merupakan tahap pertama dari analisa organic kualitatif (Tim Kimia Organik I, 2016).

Analisis kualitatif adalah sesuatu yang dianalisis berdasarkan pandangan seseorang yang berbeda karakteristik penelitiannya dengan yang lain dengan kuantum atau jumlahnya dipertentangkan dari segi alamiahnya bukan dari angka ataupun bilangannya. Pendekatan kualitatif digunakan karena satu alasan yaitu identifikasi dari metode kualitatif ini dapat menemukan sesuatu yang belum diketahui sebelumnya (Rahmat, 2009).

Kelangsungan makhluk hidup bergantung pada zat organic dan unsure-unsurnya agar dapat bertahan hidup. Dalam kehidupan makhluk hidup, keragaman unsur penyusun kehidupan makhluk hidup dapat ditentukan oleh kereaktifan dan fungsi zat-zat organic. Peran suatu unsure yang tidak diketahui dapat diungkapkan dengan penggalian informasi dari kandungan unsur penyusun senyawa organic dan kelarutan yang dimiliki oleh senyawa yang belum diketahui tersebut. Perkiraan rumus molekul dan rumus empiris serta sifat kelarutan senyawa organic polar dan non polar dari suatu senyawa dapat juga diprediksi melalui unsure-unsur penyusun senyawa tersebut.syamsurizal.staff.unjaa.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/#more-36 

Senyawa organik yang telah mengalami perubahan secara kimia disebut dengan bahan organic. Unsure C, H, dan O dapat menyusun  senyawa organic dan sering kali ditemui senyawa organic juga mengandung N, S, P, dan Fe. Karbon yang melimpah terdapat disemua makhluk hidup merupakan unsure penyusun utama senyawa organic (Rejeki, 2014).

Dalam ilmu kimia organic ada beberapa unsure yang paling penting yaitu karbon, hydrogen, oksigen, dan nitrogen. Unsure ini berada pada dua kulit terdekat ke nucleus dan berada di kedua periode pertama dalam system berkala unsure (Wardiyah, 2016).

V.                 Alat dan Bahan
5.1  Alat
-          Cawan Porseling
-          Pemanas Bunsen
-          Tabung Reaksi dan sumbat
-          Pipa pengalir gas
-          Tabung reaksi kecil (50x8mm)
-          Gelas Kimia 100 mL

5.2  Bahan
-          1-2 gram serbuk CaO kering
-          0,2 gram gula
-          10 mL larutan Ca(OH)2
-          Kawat tembaga
-          4 tetes CCl4
-          CaO
-          Air suling
-          HNO3 encer (1 volume HNO3 pekat dalam 1 vol air suling)
-          Kertas saring
-          3 mL AgNO3 encer (5-10%)
-          Keping asbes
-          Sebiji logam Na
-          Cuplikan yang mengandung halogen S dan N
-          3 mL asam asetat
-          Pb-asetat 100%
-          1-2 tetes larutan Na-nitroprosid
-          3 mL larutan L
-          5 tetes FeSO4
-          1 tetes FeCL3
-          5 tetes  KF 10%
-          1-2 mL NaOH 10%
-          H2SO4 encer (20-25%)
-          5 senyawa yang digunakan dalam penentuan kelas kelarutan
-          Eter 3 mL
-          NaOH 5%
-          HCl encer
-          3 mL NaHCO3 5%
-          3 mL H2SO4 pekat
-          3 mL H3PO4

VI.              Prosedur Kerja
6.1  Analisa Unsur
6.1.1  Karbon dan Halogen
1.      Ditempatkan 1-2 gram serbuk CuO kering dalam cawan porselin
2.      Dikeringkan diatas Bunsen
3.      Dicampurkan dengan hati-hati CuO hangat dengan gula (1/10 jumlah CuO)
4.      Dipindahkan ke dala tabung reaksi pyrex yang dilengkapi sumbat dan pipa pengalir gas.
5.      Disusun tabung pengalir gas sehingga gas yang mengalir bisa masuk ke dalam tabung yang berisi Ca(OH)2
6.      Dipanaskan
7.      Diamati dan diperhatikan air yang mengembun ditabung reaksi bagian atas.

6.1.2        Halogen
a.      Tes Beilstein
1.      Dipanaskan kawat tembaga sampai kemerah-merahan dan tak memberikan nyala lain.
2.      Didinginkan dan kawat tersebut ditetesi dengan dua tetes CCl4
3.      Dipijarkan kembali dan diamati warna nyala yang ditunjukkan uap Cu-halida yang terbentuk

b.      Tes CaO
1.      Panaskan CaO bebas Halogen sampai suhu tinggi dalam tabung reaksi besar
2.      Ditambahkan 2 tetes CCl4 ketika masih panas
3.      Dididihkan dengan 5-10 ml air suling ketika kawat tersebut sudah dingin
4.      Dituangkan ke dalam gelas kimia 100 ml dan larutan dalam HNO3 encer ( 1 vol HNO3 pekat dalam 1 vol air suling)
5.      Jika larutan belum juga jernih, disaring dengan kertas saring biasa
6.      Ditambah 2-3 ml larutan AgNo3 encer(5-10%)
7.      Diamati apa yang terjadi

6.1.3        Metoda Leburan dengan Natrium
1.      Diletakkan tabung reaksi kecil dalam lubang kecil pada keeping asbes sebagai pemegang
2.      Dimasukkan sebiji logam Na (lebih kurang sebesar biji kacang hijau)
3.      Dipanaskan sampai meleleh dan uap Na bagian bawah tabung
4.      Dihentikan nyala api untuk sementara dan ditambahkan secara hati-hati cuplikann yang mengandung halogen, S dan N secepatnya.
5.      Jika zatnya padat dimasukkan sedikit butiran saja, jika cair dimasukkan beberapa tetes
6.      Dipijarkan kembali tabung sampai membara (usahakan zat di dalam tabung jangan sampai terbakar)
7.      Dimasukkan tabung ke dalam gelas kimia 100 ml yang berisi 15 ml air suling ketika tabung masih membara
8.      Tabung akan segera pecah, sisa Na akan bereaksi dengan air
9.      Jika reaksi sudah tenang kembali, hancurkan sisa tabung dalam gelas kimia tadi
10.  Dididihkan diatas api
11.  Disaring dengan kertas saring biasa
12.  Lalu simpan larutan Lassaigne untuk percobaan berikutnya

a.      Belerang
1.      Diasamkan 3 ml larutan L dengan asam asetat
2.      Dididihkan dan diperiksa gas yang dihasilkan dengan kertas saring basah yang sudah ditetesi Pb-asetat 10%
3.      Diamati pada bagian larutan L lainnya
4.      Ditetesi 1-2 tetes larutan Na-nitroprosida
5.      Diamati warna larutan yang terjadi

b.      Nitrogen
1.      Ambil 3 ml larutan L ditambah 5 tetes larutan FeSO4 yang masih baru, 1 tetes larutan FeCl3 dan 5 tetes larutan KF 10%
2.      Ditambah 1-2 ml larutan NaOH 10% sampai bersifat basa
3.      Dididihkan hati-hati terjadi bumping
4.      Jika tidak ada belerang, dinginkan dan asamkan dengan asam sulfat encer (20-25%)
5.      Adanya N ditandai dengan endapan biru berlin, muncul ketika setelah didiamkan beberapa saat
6.      Jika belerang ada, maka ditambahkan pada larutan L 5 ml tetes FeSO4 masih baru, 1-2 ml larutan NaOH 105 sampai basa.
7.      Dipanaskan sampai mendidih, dan disaring endapan FeS
8.      Diasamkan dengan larutan H2SO4 encer (10-20%)
9.      Ditambahkan 5 tetes larutan KF 10% dan 1 tetes larutan FeCl3 untuk mendapatkan endapan biru berlin

c.       Halogen
1.       Diasamkan 3 ml larutan L dengan larutan HNO3 encer
2.      Dididihkan 5-20 menit jika N dan S ada, untuk menghilangkan HCN atau H2S yang mungkin terbentuk
3.      Ditambah 5 ml larutan AgNO3 encer(5-10%)
4.      Dilanjutkan dididihkan beberapa menit
5.      Jika endapan banyak menandakan adanya halogen, bila sedikit mungkin hanya pengotor dalam pereaksi

6.2  Penentuan Kelas Kelarutan
1.      Ditentukan kelas kelarutan dari 5 senyawa yang ditunjuk dosen/asisten
2.      Dicatat nama senyawa, struktur, unsure yang dikandungnya, dan baru serta warnanya

                                                        6.2.1            Kelarutan dalam Air
1.      Dimasukkan 0,1 gram zat padat atau 3 tetes zat cair kedalam tabung reaksi besar
2.      Ditambah 3 ml air suling
3.      Diaduk kuat-kuat
4.      Jika larutan jernih berarti larut dalam air
5.      Jika larutan keruh berarti tidak larut dalam air
6.      Bila jernih, dilakukan tes kelarutan dalam eter
7.      Bila tak jernih/keruh, dilakukan tes kelarutan dengan pelarut lainnya

                                                        6.2.2            Kelarutan dalam Eter
1.      Dimasukkan 0,1 gram zat padat atau 3 tetes zat cair kedalam tabung reaksi besar
2.      Ditambah 3 ml air suling
3.      Diaduk kuat-kuat
4.      Jika larutan jernih berarti larut dalam air
5.      Jika larutan keruh berarti tidak larut dalam air
6.      Bila jernih, dilakukan tes kelarutan dalam eter
7.      Bila tak jernih/keruh, dilakukan tes kelarutan dengan pelarut lainnya

                                                        6.2.3            Kelarutan dalam NaOH 5%
1.      Dimasukkan 0,1 gram zat padat atau 3 tetes zat cair kedalam tabung reaksi besar
2.      Ditambah 3 ml air suling
3.      Diaduk kuat-kuat
4.      Jika larutan jernih berarti larut dalam air dan terjadi perubahan warna
5.      Jika larutan keruh berarti tidak larut dalam air
6.      Bila terjadi keraguan, disaring campuran dan filtratnya dinetralkan dengan HCl encer, bila setelah di saring hasilmya keruh berarti larutan jernih

                                                        6.2.4            Kelarutan dalam NaHCO3 5%
1.      Dimasukkan 0,1 gram zat padat atau 3 tetes zat cair kedalam tabung reaksi besar
2.      Ditambah 3 ml air suling
3.      Diaduk kuat-kuat
4.      Jika larutan jernih maka akan timbul gas CO2
5.      Jika larutan keruh maka tidak akan timbul gas CO2

                                                        6.2.5            Kelarutan dalam HCl
1.      Dimasukkan 0,1 gram zat padat atau 3 tetes zat cair kedalam tabung reaksi besar
2.      Ditambah 3 ml air suling
3.      Ditambah 5 ml larutan HCl 5%
4.      Aduk dan amati
5.      Jika larutan jernih hasilnya (+)
6.      Bila keruh, bila meragukan campuran tersebut disaring kedalam filtrate di netralkan dengan larutan NaOH encer.
7.      Bila larutan jadi keruh berarti hasilnya larutan jernih

                                                        6.2.6            Kelarutan dalam H2SO4 Pekat
1.      Dimasukkan 0,1 gram zat padat atau 3 tetes zat cair kedalam tabung reaksi besar
2.      Ditambah 3 ml air suling
3.      Tambahkan 3 ml H2SO4 pekat
4.      Diaduk hati-hati
5.      Bila jernih dan timbul panas atau perubahan warna berarti (+)
6.      Bila tidak jernih atau tidak timbul panas dan tidak berubah warna berarti (-)

                                                        6.2.7            Kelarutan dalam H3PO4 Pekat
1.      Dimasukkan 0,1 gram zat padat atau 3 tetes zat cair kedalam tabung reaksi besar
2.      Ditambah 3 ml air suling
3.      Ditambahkan asam sulfat pekat
4.      Bila jernih artinya (+)



                Adapun video terkait dengan penentuan unsur Karbon dalam senyawa organic adalah :

         Sehingga dari video tersebut muncul beberapa permasalahan :

           1.  Mengapa harus dilakukan pembakaran dalam penentuan carbon dalam suatu sampel?

           2. Mengapa pada saat ingin menentukan apakah gula mengandung karbon harus dicampurkan         dengan CuO? Mengapa tidak langsung memanaskan gula itu saja tanpa mencampurkan dengan yang lain? Bagaimana proses reaksinya?
   
           3. Apa tujuan dari penyumbatan pada saat CuO dipanaskan?

Komentar

  1. Assalamualaikum wr wb, perkenalkan saya Resa Ovelia Hamsar dengan NIM A1C118034 akan menjawab pertanyaan nomor 2. Pada pembakaran gula, CuO dapat mempercepat reaksi dari pembakaran glukosa tersebut. CuO juga dapat bekerja sebagai oksidator dalam reaksi tersebut untuk mereduksi glukosa.

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum wr. wb, perkenalkan saya Hesti Nurmelis dengan Nim A1C118090 akan menjawab pertanyaan no 1. Dalam menentukan unsur karbon pada zat organik memang harus dilakukannya pembakaran. Pada suatu senyawa zat organik dimana pada saat pembakaran, zat organik tersebut akan mengalami oksidasi dan akan mengahasilkan sebuah prodak yaitu CO2 yang mana terbukti terdapat unsur karbon, unsur karbon ini akan terlihat sebagai sebuah endapan putih. Dan juga H2O yaitu terdapat Hidrogen yang akan terlihat seperti uap air. Contoh dari senyawa organik itu sendiri yang dibakar adalah tembaga (II) oksida.

    BalasHapus
  3. Assalamualaikum wr, wb . hallo nisa, saya dwi kartini nim A1C118058, akan mencoba menjawab pertanyaan nisa untuk yang nomer 3. tujuan dari penyumbatan yang dilakukan saat CuO dipanaskan adalah agar uap yang dihasilkan akan langsung menuju ke gelas kimia, tanpa harus keluar dari jalur selang yang telah digunakan untuk jalan uap. terimakasih :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Kimia Organik I - 04 Reaksi- reaksi Hidrokarbon

Jurnal Praktikum Kimia Organik I - 05 Reaksi-reaksi Aldehida dan Keton