Laporan Praktikum Kimia Organik I - 01 Analisis Kualitatif Unsur-aunsur Zat Organik dan Penentuan Kelas Kelarutan


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I

PERCOBAAN 1

”ANALISA KUALITATIF UNSUR-UNSUR ZAT ORGANIK DAN PENENTUAN KELAS KELARUTAN”






DISUSUN OLEH :

NISA APRYLINA (A1C118044)



DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020



 

 Jurnal percobaannya bisa dilihat di https://nisaaprylina09.blogspot.com/2020/01/jurnal-praktikum-kimia-organik-i-01.html?m=1
VII.            Data Pengamatan
7.1  Analisa Unsur
7.1.1        Karbon dan Hidrogen
Perlakuan
Hasil
CuO kering 2 gram dipanaskan
Tidak terjadi perubahan apapun dan terlihat kering
Setelah dipanaskan ditambahkan gula
Gula meleleh dan bercampur dengan CuO
Dialirkan pipa ml (Ca(OH)3)
Timbullah asap , gas dan uap

7.1.2        Halogen
a.       Tes Beilstein
Perlakuan
Hasil
Dipanaskan kawat tembaga sampai kemerah-merahan, lalu didinginkan dan ditetesi 2 tetes CCl4, dipijarkan diamati warna nyala
Warna nyalanya menghasilkan warna orange

b.      Tes CaO
Perlakuan
Hasil
Dipanaskan CaO dalam tabung besar, ditetesi CCl4 dan dididihkan air suling + HNO3 encer
Larutan mengeluarkan bau, terdapat banyak gelembung disekitar kulit telur dan larutan menjadi jernih

7.1.3        Metoda Leburan dan Natrium
a.       Belerang
                         Perlakuan
Hasil
Larutan L (putih telur) diasamkan dengan asam pekat (HCl), dididihkan, periksa gas yang dihasilkan melalui kertas saring yang ditetesi Pb asetat 10% + larutan nitroprosside
Timbulnya bau yang tidak sedap, gumpalan putih dan adanya gas.

b.      Nitrogen
Perlakuan
Hasil
Larutan L + 5 tetes FeSO4 + 1 tetes FeCl3 dan 5 tetes KF + 2 ml NaOH sampai bersifat basa, dipanaskan
Larutan yang awalnya berwarna hitam berubah menjadi kuning bening dan terjadinya endapan yang berwarna biru berlin

c.       Halogen
Perlakuan
Hasil
Larutan L (Putih telur + HCl) diasamkan dengan HNO3 encer, dididihkan untuk menghilangkan HCN atau H2S + AgNO3 encer lalu dididihkan lagi
Terdapat endapan yang banyak berwarna coklat kehitaman

7.2  Penentuan Kelas Kelarutan
                          7.2.1            Kelarutan Gula
a.       Kelarutan gula dalam air
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram gula + 3ml air suling, diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+)

b.      Kelarutan gula dalam eter
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram gula + 3ml eter, diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+)

c.       Kelarutan gula dalam NaOH 5%
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram gula + 3ml NaOH 5%, diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi jernih (+)

d.      Kelarutan gula dalam NaHCO3 5%
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram gula + 3ml NaHCO3 5%, diaduk kuat-kuat
Timbulnya gas CO2(+)

e.       Kelarutan gula dalam HCl
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram gula + 3ml HCl, diaduk kuat-kuat
Larutan panas dan jernih (+)

f.       Kelarutan gula dalam H2SO4 Pekat
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram gula + 3ml H2SO4 Pekat, diaduk kuat-kuat
Kuning Kecoklatan (-)

g.       Kelarutan gula dalam H3PO4 Pekat
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram gula + 3ml H3PO4 Pekat, diaduk kuat-kuat
Larutan Jernih (+)

                          7.2.2            Kelarutan Tepung
a.       Kelarutan tepung dalam air
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram tepung + 3ml air suling, diaduk kuat-kuat
Larutan tidak jernih (-)

b.      Kelarutan tepung dalam eter
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram tepung + 3ml eter, diaduk kuat-kuat
Larutan tidak jernih (-)

c.       Kelarutan tepung dalam NaOH 5%
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram tepung + 3ml NaOH 5%, diaduk kuat-kuat
Larutan tidak jernih (-)

d.      Kelarutan tepung dalam NaHCO3 5%
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram tepung + 3ml NaHCO3 5%, diaduk kuat-kuat
Tidak munculnya gas CO2 (-)

e.       Kelarutan tepung dalam HCl
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram tepung + 3ml HCl, diaduk kuat-kuat
Larutan jernih (+)

f.       Kelarutan tepung dalam H2SO4 Pekat
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram tepung + 3ml H2SO4 Pekat, diaduk kuat-kuat
Berubah warna menjadi orange

g.       Kelarutan tepung dalam H3PO4 Pekat
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram tepung + 3ml H3PO4 Pekat, diaduk kuat-kuat
Larutan Jernih tetapi larutannya mengendap (+)

                          7.2.3            Kelarutan Minyak
a.       Kelarutan Minyak dalam air
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram Minyak + 3ml air suling, diaduk kuat-kuat
Larutan tidak larut, tetapi jernih (-)

b.      Kelarutan Minyak dalam eter
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram Minyak + 3ml air suling, diaduk kuat-kuat
Larutan jernih (+)

c.       Kelarutan Minyak dalam NaoH 5%
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram Minyak + 3ml NaOH 5%, diaduk kuat-kuat
Larutan tidak jernih (-)

d.      Kelarutan Minyak dalam NaHCO3 5%
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram Minyak + 3ml NaHCO3 5%, diaduk kuat-kuat
Tidak terdapat gas CO2 (-)

e.       Kelarutan Minyak dalam HCl
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram Minyak + 3ml HCl, diaduk kuat-kuat
Larutan jernih (+)

f.       Kelarutan Minyak dalam H2SO4 Pekat
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram Minyak + 3ml H2SO4 Pekat, diaduk kuat-kuat
Larutan jernih terjadi perubahan warna ke warna orange (+)

g.       Kelarutan Minyak dalam H3PO4 Pekat
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram Minyak + 3ml H3PO4 Pekat, diaduk kuat-kuat
Larutan jernih (+)

7.2.4            Kelarutan Putih Telur
a.       Kelarutan Putih Telur dalam air
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram Putih Telur + 3ml air suling, diaduk kuat-kuat
Larutan tidak jernih (-)

b.      Kelarutan Putih Telur dalam eter
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram Putih Telur + 3ml air suling, diaduk kuat-kuat
Larutan jernih (+)

c.       Kelarutan Putih Telur dalam NaOH 5%
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram Putih Telur + 3ml NaOH 5%, diaduk kuat-kuat
Larutan tidak jernih (-)

d.      Kelarutan Putih Telur dalam NaHCO3 5%
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram Putih Telur + 3ml NaHCO3 5%, diaduk kuat-kuat
Terdapat gas CO2

e.       Kelarutan Putih Telur dalam HCl
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram Putih Telur + 3ml HCl, diaduk kuat-kuat
Larutan Jernih (+)

f.       Kelarutan Putih Telur dalam H2SO4 Pekat
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram Putih Telur + 3ml H2SO4 Pekat, diaduk kuat-kuat
Larutan menjadi panas dan berubah warna menjadi merah hati (+)

g.       Kelarutan Putih Telur dalam H3PO4 Pekat
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram Putih Telur + 3ml H3PO4 Pekat, diaduk kuat-kuat
Larutan jernih (+)

                          7.2.5            Kelarutan Garam
a.       Kelarutan Garam dalam air
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram Garam + 3ml air suling, diaduk kuat-kuat
Larutan jernih (+)

b.      Kelarutan Garam dalam eter
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram Garam + 3ml air suling, diaduk kuat-kuat
Garam tidak larut dalam eter (-)

c.       Kelarutan Garam dalam NaOH 5%
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram Garam + 3ml NaOH 5%, diaduk kuat-kuat
Larutah keruh (-)

d.      Kelarutan Garam dalam NaHCO3 5%
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram Garam + 3ml NaHCO3 5%, diaduk kuat-kuat
Tidak timbulnya gas CO2

e.       Kelarutan Garam dalam HCl
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram Garam + 3ml HCl, diaduk kuat-kuat
Larutan jernih (+)

f.       Kelarutan Garam dalam H2SO4 Pekat
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram Garam + 3ml H2SO4 Pekat, diaduk kuat-kuat
Larutan keruh dan tidak berwarna (-)

g.       Kelarutan Garam dalam H3PO4 Pekat
Perlakuan
Hasil
Dimasukkan 0,1 gram Garam + 3ml H3PO4 Pekat, diaduk kuat-kuat
Larutan jernih tapi larutan nya mengendap (+)

              VIII.            Pembahasan
Senyawa yang disusun bervariasi dapat digunakan untuk menentukan fungsi suatu senyawa dan untuk menentukan kereaktifan senyawa tersebut di dalam kehidupan. Fungsi zat tersebut dapat ditentukan melalui uji kelarutan dan menganalisis kandungannya. Setelah menguji kelarutannya dan menganalisis kandungan senyawa tersebut, maka kita dapat mengetahui rumus empiris dan rumus molekul dari senyawa tersebut. Penentuan senyawa tersebut dapat larut atau tidak juga dapat ditentukan dari uji kelarutan diatas tersebut. (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/

8.1  Analisa Unsur
8.1.1     Karbon dan Hidrogen
Pada percobaan praktikum pertama ini, kami melakukan percobaan yaitu menganalisis kandungan unsur karbon dan hydrogen dalam air kapur dan gula. Perlakuan awal yang kami lakukan adalah kami mencampurkan CuO yang sudah dipanaskan diatas pemanas Bunsen dan gula didalam tabung reaksi. Pada saat kami memanaskan CuO sebelum kami menambahkan gula, CuO tidak menimbulkan perubahan, hanya sedikit menjadi kering. Pada saat dicampur dengan Gula, gula hanya meleleh dan terjadi reaksi antara CuO dan gula. Tanda terjadi nya reaksi antara CuO dan gula adalah timbulnya gas yang mengalir dari pipa kapiler ke gelas kimia yang diberi air suling. Ketika diamati terdapat embun ketika uap gula dan CuO mengalir dari tabung reaksi ke gelas kimia. Dari praktikum yang kami lakukan hasil yang kami dapatkan sesuai dengan literatur dan penuntun. Maka dapat dinyatakan bahwa hasil yang kami dapatkan itu adalah berhasil.

8.1.2     Halogen
Ada 2 macam  tes yang digunakan pada unsur halogen ini untuk menentukan kandungan unsure halogen yaitu tes Beilstein dan tes CaO.
a.       Tes Beilstein
Tes beilstein adalah tes yang digunakan dalam menganalisa unsure halogen dengan memanaskan kawat tembaga sampai warna kawat tembaganya kemerah-merahan dan setelah itu ditetesi dengan benzene. Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi apabila senyawa  tersebut mengandung halogen dengan perubahannya akan terdapat gas pada saat pemanasan. Pada saat kami melakukan percobaan , pada saat kawat tembaga dipijarkan didalam api, tembaga mengalami perubahan warna dalam api yaitu warna nya orange. Lalu kami meneteskan 2 tetes benzene lalu kami pijarkan kembali, warnanya yang orange berubah lagi menjadi tidak berwarna, dan adanya bau gas yang ditimbulkan pada saat pemijaran. Percobaan ini kami katakan berhasil karena ada nya bukti bau gas, dan lain-lain sehingga hal ini membuktikan terdapatnya senyawa organic didalamnya.

b.      Tes CaO
Tes ini bertujuan untuk mengidentifikasi unsur-unsur halogen menggunakan CaO. Pada saat kami praktikum, di laboratorium ternyata tidak terdapat CaO juga, Kami ganti CaO menjadi Cangkang telor. Pada saat kami melakukan praktikum, kami memasukkan cangkang kedalam  tabung reaksi dan memanaskannya, pada saat pemanasan terjadi banyak gelembung disekitar cangkang telur. Setelah itu kami seharusnya menambahkan CCl4, Cuma CCl4 juga tidak tersedia dilaboratorium kami, jadi kami menggantinya dengan N-hexane. Karena fungsi dari CCl4 dengan N-hexane itu sama. Setelah kami teteskan 2 tetes N-hexane. Setelah bahan yang ditetesi CCl4 dingin, kita panaskan air suling. Setelah semua panas dituangkan ke gelas kimia yang berisi HNO3 encer. Setelah semua dicampur, maka kami mendapat larutan menjadi jernih. Percobaan ini kami katakana berhasil karena hasil yang kami dapatkan adalah larutan yang jernih dan timbulnya gelembung

8.1.3     Metoda Leburan dan Natrium
a.       Belerang
Pada percobaan kali ini, kami menguji adanya belerang dalam suatu senyawa. Karena kami tidak mempunyai logam Na dilaboratorium, maka kami mengganti Na dengan sesuatu yang juga mengandung Na. kami mengganti Na dengan Putih telur. Awalnya kami membuat larutan L terlebih dahulu dengan mencampurkan Cangkang Telor dengan 3 ml HCl. Pertama-tama kami mengasamkan larutan L dengan penambahan asam asetat lalu dipanaskan dan ditutup dengan kertas saring yang telah dibasahi Pb-asetat 10%. Tejadilah penggumpalan pada dasar tabung reaksi. Setelah itu kami mencoba meneteskan 1-2 tetes Na-nitroprosida. Larutan tetap berwarna bening tetapi muncul gas yang tidak sedap, gumpalan putih dan lain-lain. Percobaan ini dapat kami mengatakan berhasil karena Belerang mempunyai bau yang tidak sedap.

b.      Nitrogen
Pada percobaan kali ini, kami telah menguji adanya nitrogen dalam suatu senyawa. Kami menggunakan larutan L sama seperti yang dibelerang tadi. Pada percobaan ini kami menambahkan PbSO4 kedalam larutan L tidak terjadi apa-apa pada larutannya. Kami menambahkan 1 tetes FeCl3 dan 5 tetes larutan KF 10%. Dan ditambahkan NaOH 10% sampai bersifat basa. Pada saat ini masih tidak terjadi reaksi pada larutan hanya berubah warna menjadi hitam. Kemudian dipanaskan, pada saat dipanaskan larutan berubah warna dari hitam menjadi kuning bening dengan endapan berwarna biru berlin. Dari percobaan yang kami lakukan, kami dapat mengatakan bahwa yang kami lakukan berhasil karena hasil yang kami dapatkan sama dengan yang dipenutun. Yaitu didapatnya endapan biru berlin.

c.       Halogen
Pada percobaan ini kami menggunakan larutan L  sama seperti percobaan sebelumnya. Tetapi pada percobaan ini bertujuan untuk menentukan adakah unsure halogen didalam suatu senyawa tersebut. Awalnya kami mencampurkan larutan L dengan larutan HNO3 encer. Tidak terjadi apa-apa setelah di campurkan dengan larutan HNO3. Memanaskan HNO3 dan larutan L bertujuan untuk mengilangkan bau yang tidak enak yang terbentuk. Kita menambahkan AgNO3 encer dan dididihkan beberapa menit. Pada saat pendidihan dapatlah endapan yang sangat banyak berwarna coklat kehitaman.Percobaan ini kami katakan berhasil juga karena kami menghasilkan banyak endapan pada saat pemanasan.

8.2  Penentuan Kelas Kelarutan
                       8.2.1            Kelarutan Gula
Penentuan kelas kelarutan ini bertujuan untuk melakukan pengujian kemampuan melarut suatu zat dalam 7 jenis pelarut yang berbeda jenisnya. Ada 5 mcam zat terlarut yang kami gunakan, yaitu 3 zat padat yang terdiri dari garam, tepung dan gula, sedangkan untuk zat cair yang kami gunakan adalah putih telur dan minyak.
a.       Kelarutan Gula dalam air
Pada percobaan pertama yaitu kami mencoba melarutkan gula dalam air. Hasil yang kami dapatkan dari percobaan ini adalah gula dapat larut didalam air dan larutan yang sudah tercampurkan itu jernih. Hasil yang kami dapatkan adalah (+). Gula merupakan sukrosa yang mudah larut dalam zat cair terutama dalam air.

b.      Kelarutan Gula dalam eter
Pada percobaan kali ini yaitu kami mencoba melarutkan gula dalam eter(benzene). Hasil yang kami dapatkan adalah larutan jernih (+). Hal ini berarti percobaan kami berhasil dapat membuat larutan menjadi jernih
c.       Kelarutan Gula dalam NaoH 5%
Pada percobaan ini yaitu kelarutan gula dalam NaOH 5%. Kami mendapatkan hasil bahwa gula larut semua dalam NaOH dan larutan tampak jernih (+). Hal ini disebabkan adanya campuran homogeny antara senyawa polar dengan senyawa polar lainnya.

d.      Kelarutan Gula dalam NaHCO3 5%
Pada percobaan ini yaitu kelarutan gula dalam NaHCO3. Hasil yang kami dapatkan adalah larutan terlihat jernih dan timbulnya gas CO2 pada tabung reaksi (+). Hasil yang kami dapatkan ini adalah berhasil karena timbulnya gas CO2.

e.       Kelarutan Gula dalam HCl
Pada percobaan ini yaiut kelarutan gula dalam HCl kami mendapatkan hasil larutan menjadi jernih(+) dan sedikit panas. Maka hasil yang kami daparkan dikatakan berhasil.

f.       Kelarutan Gula dalam H2SO4 Pekat
Pada percobaan ini, larutan H2SO4 Pekat berwarna kuning pudar, saat dicampurkan dengan gula warnanya berubah menjadi kuning kecoklatan. Gula tidak bisa larut didalam H2SO4 Pekat(-). Gula merupakan karbohidrat ketika direaksikan dengan asam sulfat, air kandungan gula akan keluar dari gula yang tersisa hanyalah elemen karbon dan terjadi reaksi eksoterm.

g.       Kelarutan Gula dalam H3PO4 Pekat
Pada percobaan ini, kami mendapatkan hasil larutan menjadi jernih(+).

                       8.2.2            Kelarutan Tepung
a.       Kelarutan Tepung dalam air
Pada percoban ini, Kami melarutkan tepung kedalam air, hasil yang kami dapatkan adalah larutan menjadi keruh atau larutan menjadi tidak jernih(-). Hal ini menyatakan bahwa tepung tidak larut dalam air. Didalam tepung terdapat gluten yang merupakan protein. Karena tepung bersifat kenyal dan elastic.

b.      Kelarutan Tepung dalam eter
Pada percobaan ini, hasil yang kami dapatkan dari melarutkan tepung kedalam eter adalah larutan menjadi keruh dan tidak jernih(-). Didalam tepung mengandung kolin, kolin tidak larut didalam benzena.

c.       Kelarutan Tepung dalam NaOH 5%
Pada percobaan ini, tepung di larutkan dalam NaOH 5% hasil yang didapatkan adalah tidak jernih dan keruh serta mngendap(-). Protein yang terdapat didalam tepung membuat tepung sukar larut didalam pelarut.

d.      Kelarutan Tepung dalam NaHCO3 5%
Pada percobaan kali ini, hasil yang kami dapatkan juga keruh(-). Pada percobaan ini juga tidak terdapat gas CO2.

e.       Kelarutan Tepung dalam HCl
Pada percobaan ini, kami melarutkan tepung dalam HCl dan mendapatkan hasil bahwa larutan jernih, tepung larut dalam HCl(+).

f.       Kelarutan Tepung dalam H2SO4 Pekat
Pada percobaan ini, kami mencoba melarutka tepung dalam H2SO4 Pekat, dan kami mendapatkan hasil nya adalah warna tepung berubah menjadi warna orange(+).

g.       Kelarutan Tepung dalam H3PO4 Pekat
Pada percobaan, kami melarutkan tepung kedalam H3PO4 Pekat dan mendapatkan hasil larutannya jernih (+) tetapi tepungnya mengendap dibagian bawah tabung reaksi.
                       8.2.3            Kelarutan Minyak
a.       Kelarutan Minyak dalam air
Hasil yang kami peroleh adalah, minyak tidak larut dalam air karena minyak dan air itu berbeda sifatnya tetapi larutannya jernih. Air mempunyai sifat polar dan minyak nonpolar.

b.      Kelarutan Minyak dalam eter
Hasil yang kami dapatkan adalah minyak larut dalam eter dan larutannya jernih(+). Ini dikarenakan sifat kedua zat ini adalah nonpolar.

c.       Kelarutan Minyak dalam NaoH 5%
Kami mencoba melarutkan minyak didalam NaOH tetapi minyak tidak dapat larut dalam air dan tidak dapat menyatu dengan air serta kami mendapatkan larutan menjadi tidak jernih(-).

d.      Kelarutan Minyak dalam NaHCO3 5%
Kami melarutkan minyak dalam pelarut NaHCO3 5%, kami mendapatkan hasil larutan menjadi jernih tetapi tidak menimbulkan adanya gas CO2 ditabung reaksi(-).
e.       Kelarutan Minyak dalam HCl
Hasil yang diperoleh dari melarutkan minyak kedalam HCl adalah larutannya jernih(+).

f.       Kelarutan Minyak dalam H2SO4 Pekat
Kami mendapatkan hasil dari melarutkan Minyak kedalam H2SO4 Pekat adalah larutan jernih dan terjadi perubahan warna menjadi orange(+).

g.       Kelarutan Minyak dalam H3PO4 Pekat
Hasil yang kamai peroleh dari percobaan ini adalah larutan menjadi jernih (+).

                       8.2.4            Kelarutan Putih telur
a.       Kelarutan Putih Telur dalam air
Hasil yang kami peroleh dari melarutkan putih telur kedalam air adalah larutan keruh dan tidak jernih(-)

b.      Kelarutan Putih Telur dalam eter
Hasil yang kami peroleh dari kelarutan putih telur dalam eter adalah larutan jernih(+).

c.       Kelarutan Putih Telur dalam NaoH 5%
Kami memperoleh hasil dari melarutkan putih telur kedalam NaOH adalah larutan menjadi keruh dan tidak jernih(-).

d.      Kelarutan Putih Telur dalam NaHCO3 5%
Hasil yang kami peroleh adalah adanya gas CO2 pada tabung reaksi(+).

e.       Kelarutan Putih Telur dalam HCl
Hasil yang kami peroleh adalah larutan menjadi jernih saat putih telur dilarutkan dalam HCl dan diaduk kuat-kuat(+).

f.       Kelarutan Putih Telur dalam H2SO4 Pekat
Hasil yang kami peroleh adalah larutan menjadi berubah warna menjadi merah hati dan larutan menjadi panas(+).

g.       Kelarutan Putih Telur dalam H3PO4 Pekat
Kami mendapatkan hasil bahwa pada saat putih telur dicampurkan kedalam H3PO4 Pekat, larutan menjadi jernih(+).

                       8.2.5            Kelarutan Garam
a.       Kelarutan Garam dalam air
Kami mendapatkan hasil bahwa garam dan air larut, larutan menjadi jernih(+).

b.      Kelarutan Garam dalam eter
Pada saat praktikum, kami melarutkan garam dalam eter, kami mendapatkan hasil larutan keruh dan tidak jernih sehingga garam tidak larut dalam eter(-).

c.       Kelarutan Garam dalam NaoH 5%
Hasil yang kami dapatkan saat melarutkan garam dalam NaOH adalah larutan menjadi keruh dan tidak jernih(-).

d.      Kelarutan Garam dalam NaHCO3 5%
Hasil yang kami peroleh dalam percobaan ini adalah hasilnya tidak menimbulkan gas CO2 (-).

e.       Kelarutan Garam dalam HCl
Kami melakukan pelarutan garam dalam HCl kami memperoleh hasil adalah larutan menjadi jernih (+).

f.       Kelarutan Garam dalam H2SO4 Pekat
Hasil yang kami peroleh dari praktikum ini adalah larutan campuran garam dan H2SO4 Pekat keruh dan tidak terjadi perubahan warna(-).

g.       Kelarutan Garam dalam H3PO4 Pekat
Hasil yang kami peroleh dari percobaan ini adalah larutannya jernih(+) tetapi mengendap.

  IX.         

V                   IX.            Pertanyaan Pasca Praktikum
1.      Mengapa pada saat melarutkan gula dalam eter ada sedikit gula yang tidak larut? Padahal eter merupakan zat cair juga.
2.      Mengapa pada percobaan analisa karbon dan hydrogen terdapat gelembung dan uap air pada hasilnya?
3.      Apa yang menyebabkan air dan minyak tidak bisa menyatu? 

X. Manfaat
        Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat sudah mengetahui bagaimana mengidentifikasi suatu unsur dalam senyawa.

                       XI.            Kesimpulan
                               Berdasarkan percobaan yang telah di lakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1.      Pemisahan kualitatif dalam kimia organic memiliki prinsip dasar yaitu dengan menggunakan teknik tertentu dapat mengetahui unsure yang terkandung didalam sampel.
2.      Untuk mengetahui adanya karbon dan hydrogen didalam suatu senyawa dilakukanlah pembakaran gula yang ditambahkan dengan CuO. Untuk mengetahui adanya belerang dalam suatu senyawa kita dapat mencampurkan suatu senyawa dalam sampel, ketika dibakar tanda adanya belerang adalah adanya bau tidak enak dan berubah menjadi warna kuning. Untuk menentukan nitrogen dilakukan 2 tes yaitu tes Ceilsten dan tes CaO yang mengasilkan endapan biru berlin.
3.      Kami juga menganalisa unsure unknowing dengan larutan L dari putih telur dicampurkan dengan HCl.

                                      XII.            Daftar Pustaka 
                              Rahmat, Rukmana. 2009. Analisis Kuantitatif dan Analisis Kualitatif Organik. Bandung: PT Sinar Buku
E                           Rejeki, Ismauidah. 2014. Penentuan Karbon dengan analisis kualitatif pada senyawa organik. Jurnal Pendidikan. Universitas Air Langga.
                               Syamsurizal. 2019. Analisis Kualitatif Senyawa Organik.         http://syamsyurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/ dikunjungi 02 Februari 2020
            
                              Tim Kimia Organik I.2016. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Jambi: Universitas Jambi
                              Wardiyah. 2016. Praktikum Kimia Dasar. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
                                        XIII.            Lampiran
                                      Lampiran video : https://youtu.be/OJCJh4KA4AY
                                      Lampiran foto

Hasil Kelarutan Gula dalam air
Tes Beilstein dalam analisa unsur halogen

Bahan yang digunakan dalam praktikum

Hasil Analisa Unsur Halogen dengan tes CaO

Hasil setelah pembakaran hasil analisa unsur halogen


Komentar

  1. Saya Lisna Wiranti dengan nim A1C118001 akan menjawab pertanyaan nomor 3
    Air dan minya tidak dapat menyatu atau larutt karena keduanya memiliki kepolaran dan masa jenis yang berbeda. Dimana masa jenis air lebih besar dari pada minyak.

    BalasHapus
  2. Saya Paulina Nim A1c118062 akan mencoba membatu menjawab no 2 Menurut saya karena kan senyawa organik itu mengandung unsur C dan H apabila dia dibakar akan membentuk CO2(karbondioksida) dan H2O(uap air). Hasilnya bisa ada gelembung sama uap air itu karena CO2 menandakan adanya unsur C sama H20 tadi menandakan adanya unsur H

    BalasHapus
  3. Assalamualaikum. saya Dwi Kartini NIM A1C118058 saya akan menjawab pertanyaan nomor 1. hal itu dikarenakan kurang rapatnya eter dibandingkan dengan air biasa. lapisan eter biasanya dibagian paling atas hal ini lah yang menyebabkan adanya gula tidak larut dalam eter walaupun eter juga termasuk zat cair. sekian jawaban dari saya, semoga bermanfaat.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Kimia Organik I - 04 Reaksi- reaksi Hidrokarbon

Jurnal Praktikum Kimia Organik I - 01 Analisa Kualitatif Unsur-Unsur Zat Organik dan Penentuan Kelas Kelarutan

Jurnal Praktikum Kimia Organik I - 05 Reaksi-reaksi Aldehida dan Keton